Portal Data Kota Bandung 2.0

Kayaknya udah lebih dari dua tahun Portal Data Kota Bandung online. Launcing di tanggal 11 Desember 2015, tepat di hari antikorupsi sedunia yang dihelat di Gedung Sasana Budaya Ganesha Kota Bandung. Waktu itu, portal data baru berisi 40 dataset.

Sudah cukup banyak proses yang tim Open Data Kota Bandung jalanin, mulai dengan berbagi pengalaman tentang keterbukaan data dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan bahkan Provinsi lain. Kolaborasi dengan banyak komunitas, CSO/NGO dan lembaga lainnya. Selain itu kita juga datengin beberapa kampus untuk sekedar mengenalkan apa itu inisiatif open data yang mulai diritintis sejak tahun 2015.

Banyak banget pertanyaan yang kita terima ketika roadshow ke kampus-kampus waktu itu, dari “kok susah banget sih pake aplikasi portal datanya?” sampe yang “ini cari datanya gimana sih?”

Sebenernya kita udah tau betul ada masalah di portal data ini, hanya ternyata tidak semudah itu untuk beresinnya. Akhirnya, setelah ngobrol dengan beberapa ahli dibidangnya, kita memutuskan untuk memodifikasi hampir keseluruhan experience yang ada.

Eh, sebelum lanjut, hanya untuk penegasan kalo “Portal Data” itu adalah produk dari insiatif yang disebut dengan “Open Data”. Lebih dalem tentang Open Data Kota Bandung bisa dibaca disini.

Sebelum memodifikasi portal data, kita perlu cari sesuatu yang bisa menjadi “roh” baru untuk produk ini. Setelah cukup lama googling, akhirnya ketemu definisi seperti ini

Selain konsep diatas, ada beberapa pertanyaan yang ingin kita coba jawab lewat versi baru ini. Masalah utama insiatif open data adalah trace-ability atau kemampuan si data untuk dilacak dalam konteks pemanfaatanya. Ini adalah resiko dari prinsip keterbukaan data yang mengedepankan universal access atau bebas digunakan oleh siapapun dan untuk apapun. Tentu ini merujuk juga dengan lisensi yang disematkan ke masing-masing data. Sayangnya, ketika data sudah didapatkan dari Portal Data, pengguna jarang banget “lapor” atau sekedar mention kita di dunia maya. Ini menjadi masalah karena kita ga tau level kebermanfaatan data kita sejauh mana.

Lalu apa yang kita bisa lakukan dengan masalah ini? Akhirnya kita sepakat untuk beride: “Kita itung berapa yang download dari portal data! Asumsikan mereka menggunakan datanya”. Agak sedikit liar sih memang asumsinya, tapi setidaknya ini bisa dilakukan.

Berhubung platform yang kita gunakan cukup langka dokumentasi untuk modifikasinya, akhirnya kita masuk ke kesepakatan berikutnya yaitu, “build product over the portal’s API”. Yes, kita pake platform yang namanya CKAN. Produk ini sudah cukup populer sebagai Data Management System selain DKAN bikinan Drupal. CKAN punya native API yang cukup kaya, asal mau nguliknya aja. Kemudian riset API CKAN dilakukan.

Akhirnya, setelah melewati masa development yang angin-anginan. Kita rilis portal data versi 2.0 ini dengan lima perubahan baru. Yaitu

Terakhir, tanpa bermaksud mengambil data tanpa izin dari yang mengakses portal data, di versi baru ini kita akan rekam setiap aktifitas penggunaan portal data mulai dari aktifitas pertama sampai akhir. Tapi tenang aja, kita ga akan nyimpen data pribadi (identitas, jejak browsing dll). Kita akan rekam data yang kita anggap cukup untuk bantu evaluasi performa dari portal data ini. Lebih lanjut, kita akan bikin blog plus how-to nya kita rekam data aktifitas yang akses portal data kita.

Related posts:

SLOT 25 adalah situs slot online terbesar yang ada di Indonesia maka itu sudah tidak heran bahwa banyak player slot online berlomba-lomba untuk mendaftar di situs kami sebagai member setia. Banyak…

Commemorating S.V. Raju’s 84th birth anniversary, Centre for Civil Society presents a series of selected essays from our archives, in an effort to reignite the spirit of liberty he so ardently…

Once a highly-touted prospect, Brandon Boston’s stock has taken a hit after a rocky season at Kentucky. He’s a raw prospect who has shown flashes of elite talent but wasn’t very consistent at…